Friday, April 13, 2012

Sekilas Tentang Al-Azhar


Al-Azhar didirikan di Mesir oleh Daulah Fathimiyah yang beribukota di Maroko pada masa pemerintahan khalifah Muiz Lidinillah (khalifah keempat), lewat panglimanya Jauhar As-Shiqily ketika memasuki Mesir pada tahun 358H/969M. Kemudian membangun kota Kairo, dan menempatkan pusat militernya di selatan Fusthath.

Pada tangal 14 Ramadhan 359H/971M dimulailah pembangunan masjid agung di tengah Kairo oleh As-Shiqily, dan memakan waktu selama dua tahun dan digunakan untuk shalat pertama kali pada 17 Ramadhan 360H/972M. Di sekeliling masjid ini dibangun dua istana megah pada masa khalifah al-Aziz billah. Kedua istana tersebut dipisahkan oleh sebuah taman yang sangat indah. Masjid jami' ini terletak di sebelah Barat taman tersebut. Tata kota Kairo di sekitar istana sangat menakjubkan, sehingga akhirnya masjid jami' ini dikenal sebagai jami' Al-Azhar berasal dari kata Zahra' yang berarti bercahaya dan berkilauan. Ada yang menisbatkannya kepada nama putri Rasulullah Fatimah Az-Zahra'.

Pertama kali bangunan masjid ini hanya terdiri dari hamparan masjid (yang sekarang bagian terbuka) dan dikelilingi dengan tiang-tiang besar yang mempunyai dua sisi bangunan. Keduanya terdiri dari tiga ruwak (tempat yang terletak antara tiang-tiang). Kemudian ditambah dengan ruwak-ruwak baru, sekolah dan mihrab-mihrab, menara Al-Azhar dan tempat-tempat wudhu. Kemudian dalam perkembangannya Al-Azhar mengalami renovasi dan perluasan-perluasan sehingga nampak bagus.

Dengan berbagai tambahan dan perluasan akhirnya Al-Azhar termasuk salah satu masjid terbesar yang ada di Mesir ini.

Kini Al-Azhar memiliki lima menara dengan bentuk yang berbeda dan dibangun dalam waktu yang berlainan. Dua di antaranya dibangun pada masa Abdurrahman Katakhda. Satu lagi dibangun pada masa sultan Qaytaba. Dan satu lagi menara besar yang mempunyai dua puncak kepala yang indah, dibangun pada masa sultan Al-Ghaury. Terhitung sebagai menara masjid Al-Azhar yang terbesar. Selain itu memiliki enam mihrab dan tiga buah kubbah serta 380 tiang.

Perkembangan kurikulum pendidikan Al-Azhar

Al-Azhar pada mulanya bukanlah dibangun untuk disiapkan sebagai universitas atau sekolah. Akan tetapi dibangun sebagai masjid dinasti Fathimiyah, sebagai pusat untuk menyebarkan ajaran dan dakwahnya. Mereka mengatur sedemikian rupa demi kelancaran dakwah. Dengan serta merta dipilihlah pimpinan pengelola lembaga ini, disyaratkan seorang yang benar-benar alim dibidang mazhab ahlul bait. Dan sejak itu dibentuk Majlis Da'I Du'at (majlis para da'I).

Adapun pendidikan Al-Azhar pada mulanya berorientasi ke mazhab Syi'ah. Diktat pertama yang dipelajari adalah  "iqtishad fi fiqhi aly al-bait" karya Abu Hanifah Nu'man bin Abdullah al-Maghriby. Sampai tahun 369H Ya'qub bin Kalas (mentri khalifah Al-Aziz billah) mengarang kitab fikih mazhab Fathimy yang dibacakan setiap hari Jum'at. Di samping juga Syeikh Ali bin Nu'man al-Qairawany mengajarkan fikih mazhab Syi'ah dari kitab "Mukhtashar al-fiqh," yang diajarkan sejak tahun 365H.

Kemudian pada tahun 378H al-Azhar benar-benar resmi menjadi sebuah lembaga pendidikan dengan diaturnya jadwal materi dan para pengajarnya. Maka dilantiklah 37 tenaga pengajar. Dan model serta sistem pengajarannya menggunakan halaqah yang dipandu  oleh seorang syeikh di salah satu bagian ruwak sesuai dengan materi masing-masing. Selain itu ada majelis khusus untuk wanita. Di samping berkecimpung dalam bidang keilmuan, al-Azhar juga terjun di bidang seni, filsafat, bahasa dan olah raga.

Itulah sekilas pusat kegiatan keilmuan, satu-satunya Masjid Resmi sebagai Islamic Centre pada masa Fathimiyah sampai tahun 568H.

Bergantilah pemerintahan negeri dan Al-Azhar ditangani oleh Daulah Ayyubiyah yang memberantas habis aliran Syi'ah. Serta peran pendidikan al-Azhar selama tiga kurun mulai meredup. Terlebih ketika saudara Salahuddin al-ayyubi yang berkuasa kala itu mendirikan sekolah-sekolah baru. Secara otomatis banyak tenaga yang tersedot sehingga Al-Azhar relatif sepi.

Namun, fungsi masjid masih tetap memerankan posisinya dengan baik. Sampai datanglah periode pemerintahan Mamalik, yaitu pada pemerintahan Az-Zhahir Bibers (665H) yang mengembalikan ruh pendidikan yang menjadi cita-cita berdirinya Al-Azhar. Kegiatan keilmuan dan nuansa cakrawala berpikir dan berwawasan mulai merebak di sudut-sudut kota. Dan mencapai puncak kegemilangannya sepanjang sejarah selama rentang waktu pada abad XV H. bahkan sampai ulama-ulama besar dari luar negeri menjadi tenaga pengajarnya. Seperti Ibnu Khaldun ketika berkunjung ke Mesir tahun 784H/1382M. Serta lembaga ini telah melahirkan ulama-ulama berkaliber internasional sekelas Jalaludin As-Suyuthi (911H/1505M), ibnu Hajar Al-Asqalany (845H/1442M), dan masih banyak lagi.

Kondisi ini semakin terpacu ketika Baghdad sebagai pusat peradaban ketika itu diluluhlantakkan oleh pasukan mongol. Selain itu pembantaian besar-besaran yang dialami umat Islam di Andalus (Spanyol) oleh kaum salibis secara membabi buta. Kembalilah kesadaran putra-putri penerus estafet ini kian mengkristal  dan mencari solusi akan derita  serta problematika umat yang sedang dihadapi kala itu. Berbagai program pembaruan dicanangkan  termasuk penggalakan mencerdaskan kehidupan umat serta menyadarkan akan realita umat yang terjadi sebenarnya. Di samping dibantu kondisi banyaknya ulama Baghdad dan Eropa (Andalus) yang mengungsi ke Mesir dan Utara Afrika.

Ada satu hal yang perlu dicatat pada masa ini, bahwa orientasi pendidikan keilmuan dan keagamaan sudah tidak lagi berkiblat ke mazhab Syi'ah namun dibangun atas paham Sunni. Adapun disiplin ilmu yang dipelajari sudah mulai bervariasi; mulai dari ilmu-ilmu al-Quran,hadits, fiqih, kalam, ushul, bahasa, sejarah, balaghah dan nahwu.

Pada abad VI H mulai dipelajari ilmu-ilmu sosial kemanusiaan semisal kedokteran, filsafat dan  mantik. Syeikh Abdul Lathif adalah penggagasnya. Demikian halnya pada masa pemerintahan Daulah Ustmaniyah, bahasa Arab masih bertahan menjadi bahasa ibu dan bahasa resmi bangsa Mesir sehingga masih menjaga peradaban Arab yang otentik.

Seorang syeikh yang sangat kharismatik berperan dalam penentuan arah kebijakan Al-Azhar. Namun, secara resmi barulah diangkat secara simbolik sebagai syeikh Al-Azhar yang pertama adalah Syeikh Muhammad bin Abdullah al-Khurasyi. Diangkat secara resmi sebagai Grand Syeikh pertama pada tahun 1101 H. Beliau adalah kelahiran Khurasy dari propinsi Buhaira. Hingga sekarang ada 41 syeikh Al-Azhar. Yang terakhir adalah Syeikh Muhammad Thayyib.

Ketika era kolonialisasi Eropa merambah ke Mesir terutama dengan masuknya Perancis tahun 1798 M, kegiatan Al-Azhar sempat terganggu. Terlebih setelah Syeikh Syarqawi menutup Al-Azhar pada 22 Juni 1800 M. untuk kemudian dibuka kembali pada Oktober 1801 M. yaitu pada saat Inggris menggantikan kedudukan Perancis di Mesir.

Pada masa Muhammad Ali Basya, dikirimkanlah beberapa mahasiswa ke Eropa untuk mempelajari ilmu kemanusiaan dan pemikiran modern. Pada tahun 1864 M kantor administrasi syeikh Azhar mengeluarkan keputusan tentang materi-materi yang dipelajari di Al-Azhar : fiqih, nahwu, sharaf, ma'ani, bayan, badi', matan lughah, 'arudh, qafiyah, filsafat, tasawwuf, mantiq, hisab, al-jabar, falak, engineering, sejarah dan rasm al-mushaf. Dan tenaga pengajar adalah para alumni yang telah menamatkan sedikitnya sebelas disiplin ilmu di atas dan lulus seleksi dan ujian yang ditangani majelis yang terdiri enam orang yang diketuai syeikh Al-Azhar.

Pada masa Muhammad Ali (1517-1798 M) sempat mengalami kemunduran. Dikarenakan sistem pendidikan yang terpisah sehingga terkesan pengkotakan antara pendidikan agama dan pendidikan umum. Terlebih Muhammad Ali menganggap Al-Azhar sebagai lembaga nasional milik Mesir, sehingga ia seenaknya mengelola.

Dan dalam perkembangannya Al-Azhar pun mengeluarkan ijazah bagi para alumninya. Ini diprakarsai oleh syeikh Muhammad Mahdi pad atahun 1287 H. Dan pada tahun 1896 M. mulai ada transkrip nilai seperti sekarang, serta mulai dibuka spesialisasi-spesialisasi seperti hukum qadha' serta dakwah. Selain itu al-Azhar juga membuka cabang-cabangnya di beberapa propinsi besar di Mesir.

Dan Al-Azhar pun kini menjadi universitas Islam tertua, sebagai ibu bagi para penerus estafet perjuangannya baik di Timur mau pun di Barat. Ia merupakan benteng pertahanan keilmuan dan  pemikiran dari hunjaman dan serangan musuh-musuh Islam. Al-Azhar merupakan lembaga keilmuan Islam yang besar yang mengasung pesan menjaga turats islamy dan menyebarkan misi dan amanah islamiyah kepada segenap umat di pelosok-pelosok bumi.

Faktor-faktor suksesnya peran risalah Al-Azhar

1.  Kesiapan rakyat mesir menerima fikrah dan ajaran islam.
2.  Tinggi dan agungnya risalah yang diserukan oleh Al-Azhar.
3.  Keperluan zaman sekarang akan pembaruan.
4.  Dakwah dan harakah dalam masyarakat

Jenjang pendidikan perkuliahan

Pada tahun 1930 M. universitas Al-Azhar didirikan secara resmi setelah membuka tiga fakultas inti: ushuluddin, syari’ah dan bahasa Arab. Ditandai dengan dikeluarkannya UU no. 49 tahun 1930 M. undang-undang ini ditandatangani oleh Syeikh al-Azhar Muhammad al-Ahmady Al-Zhawahiry yang diangkat sebagai grand syeikh pada Oktober 1929 M. Al-Azhar membuka tiga fakultas sebagaimana tersebut masing-masing memakan waktu studi 4 tahun. Selain itu juga dibuka tingkat dasar (ibtida’i) dengan jenjang 6 tahun, dan tingkat lanjutan (I’dadi dan tsanawi) dengan jenjang 5 tahun (saat ini menjadi 3 tahun).

Pada perjalanannya al-Azhar mesti menerima perubahan dan perkembangan. Meski telah mengundang polemik yang cukup banyak karena dianggap mencukur komitmen al-Azhar sebelumnya. Akhirnya pada masa Syeikh al-Azhar Mahmud Syaltut, ditandatangani UU no. 103 tahun 1961 M. yang dikenal dengan “Qanun Tathwir” (UU pembaruan) yang dikeluarkan pemerintah pada 5 Juli 1961 M.

Diangkat sebagai rektor untuk pertama kalinya Dr. Muhammad Al-Bahy. Dan dikukuhkan untuk kedua kalinya pada maret 1964. Namun, beliau menolak dan lebih memilih mengajar di fak. Adab universitas Cairo. Jabatan ini akhirnya diserahkan Syeikh Ahmad Hasan Baqury sampai tahun 1969M.

Disamping itu, Al-Azhar juga memiliki cabang diberbagai propinsi yang ada di Mesir ini dan sekarang di beberapa negara Asia seperti Indonesia dan Malaysia.

Jenjang pendidikan.

Universitas al-Azhar membuka pendaftaran dan menerima mahasiswa dengan jenjang studi meliputi:
1.  Undergraduate (program S1)
2.  Postgraduate (program S2 dan S3)
Untuk pendidikan S1 rata-rata ditempuh selama 4 tahun kecuali beberapa fakultas dan jurusan tertentu. Sedangkan program S2 setiap mahasiswa menempuh masa perkuliahan (tamhidy) selama 2 tahun (tingkat) dilanjutkan dengan masa penulisan yang minimalnya setahun setelah pengajuan dan persetujuan tema judul thesis oleh Dewan Jurusan di fakultas masing-masing. Adapun program S3 tanpa menempuh masa perkuliahan akan tetapi cukup dengan mengajukan judul disertasi. Dan pada level ini disertasi baru boleh dipresentasikan di depan lajnah minimalnya setelah dua tahun dari waktu pendaftaran di program ini.

Sistem perkuliahan

Sistem perkuliahan di al-Azhar masih menggunakan sistem pengajian atau ceramah dari para dosen. Dan mahasiswa/i diperkenankan bertanya sesudahnya. Model diskusi dan presentasi makalah seperti di Indonesia belum banyak dilaksanakan. Kecuali barangkali dalam level S2 di mana dialog lebih terkesan hidup terutama karena mahasiswa yang diterima relatif lebih sedikit bila dibandingkan program S1.

Masalah kehadiran di Al-Azhar tidaklah dianggap suatu 'kewajiban administrasi' meskipun ada beberapa mata kuliah yang oleh para dosennya mensyaratkan menghadiri kuliah minimal 75%. Mengapa demikian? Barangkali karena seandainya seluruh mahasiswa S1 diwajibkan datang tiap hari, sudah barang tentu gedung dan fasilitas sangatlah tidaklah mencukupi. Terbukti dengan sistem ujian yang 'antri' atau bergantian berlainan hari antar tiap tingkatan kelas.
Selain itu setiap mahasiswa al-Azhar diwajibkan menghapal Alquran pertahunnya dengan ketentuan untuk mahasiswa/i Mesir dan Arab 7,5 juz pertahun setiap kenaikan tingkat. Adapun untuk mahasiswa/i asing non Arab hanya dibebani 1 juz pertahunnya setiap kenaikan tingkat.

Perbedaan fakultas ilmy (eksak) dan adaby (keagamaan) dalam materi ini, bila setiap mahasiswa agama diwajibkan menghapal 7,5 juz pertahun, maka di tahun terakhir ia akan diuji dari awal juz sampai akhirnya. Atau dengan kata lain ujian seluruh al-Quran bagi mahasiswa Arab dan 8 juz bagi non Arab. Adapun di fakultas umum karena materinya lebih banyak dan ada ujian praktikum, maka mahasiswa/i nya hanya diuji 7,5 juz saja yang dibebankan tahun itu tanpa berhubungan dengan beban tahun sebelumnya.

Adapun diktat perkuliahan, materi dan buku ditentukan oleh para dosen pengajar. Kebanyakan para dosen atau lajnah menulis diktat ini untuk dijadikan bimbingan semasa kuliah. Dan materi ujian kebanyakan diambil dari diktat ini. Disamping terkadang mahasiswa dibebani untuk menulis bahts/karya tulis pendek sesuai dengan mata kuliah (tidak seluruh mata kuliah).

Masa kuliah di universitas al-Azhar semenjak tahun ajaran 1996-1997 di bawah pimpinan rektor Prof. Dr. Ahmad Umar Hasyim dibagi menjadi dua semester. Semester pertama aktif mulai akhir September dan berakhir pada awal Desember. Ujian semester ini biasanya dilaksanakan pada Januari. Sedangkan semester II dimulai sejak akhir Februari sampai awal Mei. Adapun ujian semester II dilaksanakan pada bulan Juni. Ini untuk program S1. Sementara untuk S2 hanya melaksanakan ujian sebanyak satu kali yaitu pada bulan Juni. Dan bila yang bersangkutan gagal pada ujian tersebut diberi kesempatan untuk mengikuti ujian daur tsani (putaran kedua) pada bulan Agustus.

Perlu diketahui bahwa al-Azhar tidak memakai sistem SKS sebagaimana yang dipakai oleh kebanyakn PT atau universitas dunia termasuk Indonesia. al-Azhar hanya membebani mata kuliah selama setahun dan dibagi menjadi 2 semester. Jadi setiap mahasiswa pada semester II tak akan menjumpai mata kuliah yang pernah ia pelajari di semester I.

Ujian semua mata kuliah dilakukan secara tertulis. Plus alquran dan mata kuliah tertentu yang juga dilakukan secara lisan sesuai dengan spesialisasi. Khusus mata kuliah Alquran bila pada ujian I gagal, mahasiswa yang bersangkutan diberi kesempatan untuk ikutan daur tsani di bulan Agustus. Untuk mata kuliah bahasa asing (selain bahasa Arab), mahasiswa berhak memilih sesuai dengan kecakapannya. Hanya kebanyakannya mahasiswa memilih bahasa Inggris sebagai pilihan terbanyak kemudian bahasa Perancis.
Dan untuk naik ke tingkat berikutnya mesti lulus ujian kedua semester tersebut. Hanya boleh meninggalkan mata kuliah maksimal dua yang dikenal sebagai mata kuliah takhalluf (tertinggal). Kerena bila gagal lebih dari dua mata kuliah dalam satu tingkat, sama artinya Anda mesti mengulang mata kuliah yang tertinggal tersebut selama setahun pada tingkat yang sama.

Model soal ujian al-Azhar hanya memberikan soal isian (esay). Tidak ada tipe soal B-S atau multiple choice. Kertas jawaban disediakan panitia dan sudah diklip dalam bentuk buku berukuran double kwarto sebanyak 12 halaman.

Fakultas-fakultas Al-Azhar

Dalam hal ini kita akan membaginya secara global menjadi dua: fakultas untuk putra dan untuk putri. Jadi sistem kuliah antara mahasiswa dan mahasiswi tidak dicampur.

Pertama: fakultas untuk mahasiswa (kulliyatul banin)

a)     Cairo

1. Ushuluddin           
2. Syari'ah dan Hukum
3. Bahasa Arab
4. Studi Islam dan Arab
5. Dakwah Islamiyah
6. Ekonomi
7. Tarbiyah/Pendidikan
8. Bahasa dan terjemah
9. Kedokteran
10. Farmasi
11. Dokter Gigi
12.Tehnik
13. Sains
14. Pertanian


b)  Cabang Utara Cairo (al-Wajh al-Bahry)

1. Fak. Ushuluddin,  Zaqaziq
2. Fak. Bahasa Arab, Zaqaziq
3. Fak. Ushuluddin, Thanta
4. Fak. Syariah dan Hukum, Thanta
5. Fak. Ushuluddin, Manshurah
6. Fak. Bahasa Arab, Manshurah
7. Fak. Ushuluddin, Syibin Koum
8. Fak. Bahasa Arab, Syibin Koum
9. Fak. Syariah dan Hukum, Damanhur
10.Fak. Bahasa Arab, Damanhur
11.Fak. Studi Islam dan Arab, Dimyath
12.Fak. Qira'at dan Alquran, Thanta
13.Fak. Syariah dan Hukum, Daqahliah
14.Fak. Studi Islam dan Arab, Kafr Syeikh
15.Fak. Pendidikan, Daqahliah

b)    Cabang Selatan Cairo (al-Wajh al-Qibly)

1. Fak. Ushuluddin, Asyuth           
2. Fak. Syariah dan Hukum, Asyuth
3. Fak. Bahasa Arab, Asyuth
4. Fak. Kedokteran, Asyuth
5. Fak. Farmasi, Asyuth
6. Fak. Dokter Gigi, Asyuth
7. Fak. Sains, Asyuth
8. Fak. Studi Islam dan Arab, Aswan
9. Fak. Studi Islam dan Arab, Qena
10.Fak, Bahasa Arab, Jirja
11.Fak. Pertanian, Asyuth


Kedua: fakultas untuk mahasiswi (kulliyatul banat)
a)  Cairo.

1. Fak. Studi Islam dan Arab
2. Fak. Studi Kemanusiaan
3. Fak. Studi Islam, Bani Sweif
4. Fak. Ekonomi
5. Fak. Kedokteran
6. Fak. Sains
7. Fak. Farmasi
8. Fak. Kedokteran Gigi

b)  Cabang di luar Cairo.

1. Fak. Studi Islam dan Arab, Alexandria
2. Fak. Studi Islam dan Arb, Manshurah
3. Fak. Studi Islam dan Arab, Zaqaziq
4. Fak. Ekonomi, Thanta
5. Fak. Studi Islam dan Arab, Asyuth
6. Fak. Studi Islam dan Arab, Sohag
7. Fak. Ekonomi, Daqahliah

Adapun secara detailnya sebagai berikut:

Fakultas-fakultas Agama (untuk putra).

*) Fak. Ushuluddin

Dibagi menjadi beberapa jurusan

1.  Jurusan Tafsir dan ilmu-ilmu Alquran

Adapun materi yang dipelajari adalah: Alquran, fiqh, Aliran pemikiran modern, metodologi ahli tafsir, ilmu-ilmu Alquran, hadits, tauhid tafsir analitik, tafsir tematik, sirah nabawy, metodologi ahli hadits, dakhil (kritik tafsir), retorika, bahasa Inggris, Ushul fiqh, filsafat islam dan istisyraq wa tabsyir (ilmu orientalisme dan misionarisme). Materi ujian lisan Alquran dan tafsir.

2.  Jurusan Hadits dan ilmu-ilmu hadits

Materi-materi yang dipelajari adalah: Alquran, fiqh, aliran pemikiran modern, metodologi ahli tafsir, ilmu-ilmu hadits, hadits analitik, hadits tematik, tauhid, tafsir tematik, sirah nabawy, metodologi ahli hadits, retorika, takhrij, bahasa Inggris, ushul fiqh, filsafat islam dan ilmu orientalisme. Materi ujian lisan Alquran dan hadits plus praktikum takhrij.

3. Jurusan Akidah dan filsafat

Materi-materi yang dipelajari adalah: Alquran, fiqh, aliran pemikiran modern,agama-agama, tasawuf, tauhid, retorika, filsafat islam, tafsir tematik, filsafat yunani,aliran dan firaq islamiyah, hadits tematik, ilmu jiwa, bahasa Inggris, nushush filsafat, ushul fiqh, ilmu orientalisme, akhlaq, takhrij, mantiq modern, metodologi ahli tafsir, ilmu soaial dan filsafat modern.

4. Jurusan dakwah dan tsaqafah islamiyah

Materi-materi yang dipelajari adalah: Alquran, ulumul Quran, hadits, ulumul hadits, tafsir, tauhid, mantiq, agama-agama, tasawuf, nahwu, sharaf, balaghah dan adab, fiqh, dakwah, hukum, bahasa Inggris, filsafat umum,akhlaq, retorika dan aliran pemikiran modern.

Penjurusan pada fakultas ini dimulai pada tingkat III sesuai dengan nilai dan pilihan fakultas. Kecuali jurusan dakwah dimulai dari tingkat I. Demikian halnya pada program S2 mengambil jurusan sesuai jurusan ketika di S1. diperbolehkan melintas jurusan dengan mengambil spesialisasi lain dengan terlebih dahulu mengikuti ujian persamaan selama setahun terhadap materi-materi takhassus yang baru.

*) Fakultas Syariah dan Hukum

Dibagi menjadi dua jurusan yang dimulai sejak tingkat I

1.  Jurusan Syariah Islamiyah

Materi yang dipelajari: Alquran, nahwu dan sharaf, bahasa Inggris, fiqh, ushul fiqh, ulumul hadits, tauhid, fiqh kitab, tarikh tasyri', riset/bahts, fiqh sunnah, fiqh muqaran, Permasalahan fiqh kontemporer, ahwal syakhsiyah, adab dan balaghah, dakwah dan qawaid fiqhiyah. Materi ujian lisan Alquran, fiqh, ushul fiqh dan fiqh muqaran.

2. Jurusan Syariah dan Hukum (Qanun)—masa studi 5 tahun

Materi yang dipelajari: Alquran, bahasa Inggris, fiqh, ushul fiqh, ulumul hadits, tarikh tasyri', pengantar ilmu hukum, sistem perundangan mesir, sejarah undang-undang, lembaga internasional, ilmu kriminologi, fiqh muqaran, hukum perdata, hukum administrasi, hukum kriminal, administrasi peradilan, ekonomi dan koperasi, hukum dagang, hukum keluarga,ekonomi dan politik,administrasi umum, hukum laut dan tata niaga, keuangan dan pajak, istilah hukum, hukum perburuhan, pertanian dan hubungan internasional.

Sedangkan untuk S2 membuka jurusan spesialisasi: fiqh 'am, ushul fiqh, fiqh muqaran, dan siyasah syar'iyah. Dan mulai tahun ajaran 200-2001 membuka jurusan baru yaitu spesialisasi hukum.

*) Fakultas studi islam dan arab

Selama empat tahun menempuh pendidikan umum. Tidak ada penjurusan kecuali pada jenjang S2.
Selama menempuh program S1 mempelajari beberapa mata kuliah: Alquran, bahasa Inggris, sastra Arab, tauhid, balaghah, hadits, ulumul hadits, tafsir, ulumul Quran, tarikh tasyri', nawu, sharaf, tarikh islam, tajwid, arudh, fiqh mazhab, kritik sastra, ensiklopedia, lahjat, mantiq, pendidikan, ilmu jiwa, aliran pemikiran, fiqh bahasa, bahts/riset, ahwal syakhsiyah.
*) Fakultas Bahasa Arab
Membuka jurusan sejak tingkat I sebagai berikut:
1.  Jurusan umum (lughah arabiah wa adab)
2.  Jurusan sejarah dan peradaban
3.  Jurusan jurnalistik dan pers
Materi yang dipelajari adalah: Alquran, nahwu, sharaf, balaghah, arudh, adab, bahasa Inggris, ensiklopedia, ilmu bahasa, prosa, fiqh, bahts/riset, tafsir, sejarah islam,wazan syi'ir, perbandingan adab, kritik sastra, lahjat dan qiraat, hadits, peradaban islam, kritik syi'ir dan fiqh bahasa.

*) Fakultas dakwah islamiyah

Fakultas ini memiliki jurusan umum dan gedungnya kini menyatu dengan fakultas-fakultas umum Al-Azhar di Nasr City-Cairo.

Adapun untuk putri hanya dibuka satu fakultas saja yaitu Studi Islam dan Arab (dirasat islamiyah wal arabiyah) dan memiliki cabang (syu'bah) sebagai berikut:

1.  Syubah Syariah

Memiliki jurusan syariah islamiyah. Dan sejak tahun ajaran 98-99 membuka jurusan Qanun (hukum)

2.  Syu'bah Ushuluddin

Memiliki tiga jurusan dan penjurusan dimulai pada tingkat III:
a.   Jurusan tafsir dan ilmu-ilmu Alquran
b.  Jurusan hadits dan ilmu-ilmu hadits
c.   Jurusan Akidah dan filsafat

3.  Syu'bah Bahasa Arab

Hanya dibuka satu jurusan yaitu jurusan umum (lughah arabiyah wa adab).
Dari semua jurusan yang dipelajari di fakultas putri, semua materinya sama seperti halnya di fakultas putra. Demikian juga yang berlaku di Cairo sama dengan yang di daerah. Hanya saja mungkin ada perbedaan diktat dan dosen pengajar. Dan untuk jurusan-jurusan umum bisa dibaca secara detil dalam petunjuk pendaftaran calon mahasiswa al-Azhar tiap tahunnya.